Ini 5 cara tegas Mona Ratuliu membesarkan ketiga anaknya, Parents wajib tahu!
Anak Mona Ratuliu diajarkan sejak dini untuk mandiri dan bekerja keras, berikut ini adalah tips parenting darinya yang layak untuk ditiru.
Mona Ratuliu adalah artis yang tenar di tahun 90-an dan 2000-an, berkat perannya di sinetron Lupus Milenia dan Pelangi Di Matamu. Setelah menikah dengan Indra Brasco pada 14 September 2002 lalu, kini anak Mona Ratuliu dari pernikahannya tersebut telah berjumlah tiga orang.
Anak Mona Ratuliu yang pertama bernama Davina Shava Felisa berusia 15 tahun, adiknya Barata Rahadian nezar berusia 9 tahun, dan si bungsu Syanala Kania Salsabila berusia 6 tahun.
Sebagai seorang artis yang cukup sibuk, tentunya Mona Ratuliu punya trik tersendiri dalam membagi waktunya untuk mengurus dan mendidik anak-anaknya. Berikut adalah tips parenting yang dilakukan Mona Ratuliu yang bisa Anda tiru.
5 Tips parenting dari Mona Ratuliu
1. Pillow talk
Sesibuk apapun dirinya, Mona Ratuliu selalu menyempatkan diri untuk melakukan kebiasaan pillow talk bersama anak-anak dan suaminya. Dia menetapkan jam tidur anak pada pukul 9 malam, dan jam 8 malam merupakan waktu pillow talk waktu mereka sekeluarga bercengkrama tanpa gangguan gadget atau televisi.
“Jam 8 adalah waktu bebas gadget, anak sudah makan dan mengerjakan PR. Saat itulah kami mengobrol tentang apa saja, memasukkan pesan dari orangtua ke anak, anak juga bisa cerita tentang apapun,” tutur artis berusia 36 tahun ini.
Selain melakukan pillow talk satu jam sebelum tidur, kadang anak-anak Mona juga masih sering tidur bersamanya. Namun tentu saja mereka harus bergantian. Kadang, Mona sendiri yang masuk ke kamar anaknya untuk melakukan rutinitas pillow talk.
Kebiasaan ini membuat anak tahu kapan dia bisa menghabiskan waktu tanpa interupsi dengan orangtuanya, tanpa gangguan gadget atau pekerjaan. Sehingga orangtua dan anak bisa memiliki waktu berkualitas walau hanya satu jam setiap hari.
Artikel terkait: Pillow Talk, Cara Efektif Membangun Ikatan Emosional dengan Pasangan
2. Tentang sosial media untuk anak
Selama ini, Mona tidak pernah melarang anaknya menggunakan sosial media, namun ia tetap mengarahkan anaknya untuk memakai sosial media dengan bijak. Ia juga melarang anaknya memilik media sosial sebelum berusia 13 tahun.
3. Mengajarkan anak untuk berjuang
Mona sangat menyadari, bahwa di zaman yang serba canggih, segala sesuatu dipermudah sehingga menyuburkan sikap pemalas. Karena itu, ia berusaha sebisa mungkin agar anaknya tahu makna berjuang dan bekerja keras untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
“Misalnya, saat anak minta nonton televisi atau main gadget, saya suruh dia siram tanaman dulu, atau membereskan mainan.”
Dengan begini, anak akan menghargai arti perjuangan, dan mengerti bahwa ia perlu melakukan sesuatu agar keinginannya tercapai, tidak begitu saja ada atau diberikan.
4. Cara anak Mona Ratuliu dididik untuk menghargai uang
Sejak dini, Mona Ratuliu ingin anaknya menghargai uang. Karena itu, ia sengaja membatasi uang jajan anak-anaknya. Hal ini bertujuan agar sang anak punya motivasi untuk berpikir dan berusaha memenuhi kebutuhannya sendiri.
Seperti pada anak sulungnya yang akrab disapa Mima, Mona selalu membatasi pemberian uang jajan, sehingga Mima akan berpikir keras untuk mencari tambahan.
“Contohnya dulu dia pernah ingin datang ke sebuah konser, harga tiketnya cukup mahal. Saya hanya berikan budget sekian, sisanya dia cari sendiri. Kalau dapat bisa nonton konser, kalau tidak ya tidak bisa nonton,” paparnya saat ditemui di Serang, 23 Oktober kemarin.
Hal ini membuat Mima kemudian mencari cara agar uangnya cukup untuk beli tiket konser, dengan membantu berjualan di bazar, hingga berjualan barang-barang bekas. Sejak itu, Mima mulai menghargai nilai uang dan tidak lagi suka menghamburkan uang.
Bahkan kini, Mima yang menginjak kelas satu SMA telah membuka sebuah toko online di Instagram untuk berjualan. Tentu saja Mona tetap memantau dan mengarahkan anaknya dalam hal ini.
5. Mendedikasikan waktu sepenuhnya untuk anak
Bagi Mona Ratuliu, hal terpenting dalam ilmu parenting adalah kehadiran orangtua secara fisik dan emosional. Meskipun hanya dalam waktu singkat, karena anak pasti akan merasakan apakah orangtuanya memerhatikan atau tidak saat sedang bersamanya.
“Bagi saya yang paling penting itu kehadiran jiwa raga saat bersama anak. Kalau kita sedang bersama anak, tapi pikirannya ke hal lain, itu nggak bagus. Anak juga pasti bisa merasakannya. Jadi, walau cuma 5-15 menit, fokus pikiran dan perhatian untuk anak. Itu saja sudah sangat berharga.”
Ditemui dalam acara Teaching and Giving Generasi Bebas Anemia yang diselenggarakan kemarin, Selasa, 23 Oktober 2018 di SDN Cisitu Kab. Serang, Banten. Mona Ratuliu memaparkan, bagaimana dirinya mengajak keluarga dan teman-teman dekat agar menjadi generasi bebas anemia.
Mengajarkan anak untuk jadi generasi bebas anemia
Sebelum bergabung dengan kampanye ini, Mona mengaku tidak banyak tahu soal anemia. Namun setelah tahu, ia menyadari bahwa dirinya beberapa kali mengalami anemia ringan. Setelah itu ia mencoba mengubah pola hidupnya, dan merasakan manfaat dari hal tersebut.
Kini, ia juga mengajak keluarga, teman-teman dekat serta keluarga untuk waspada terhadap anemia. Lewat arisan, kumpul keluarga dan lain-lain.
Selain itu, ia juga menekankan pada Mima yang sudah puber, untuk mengonsumsi tablet penambah darah setiap kali menstruasi untuk mencegah anemia.
“Mima sudah tahu di mana saya menyimpan tablet penambah darah, jadi dia bisa mengambilnya sendiri. Saya dia dia rutin minum obat penambah darah saat mens biar tidak mengalami menstruasi,” kata ibu 3 anak ini.
Pola makan sehat yang kaya akan zat besi untuk mencegah anemia
Setelah bergabung jadi aktivis kampanye anti anemia, Mona Ratuliu kini menerapkan pola makan yang lebih berimbang bagi keluarganya. Agar tidak kekurangan zat besi dan nutrisi penting lainnya.
“Kalau dulu kan cuek, lauknya cuma satu makanan seperti ayam, itu saja terus menerus. Tapi sekarang tumbuh kesadaran bahwa konsumsi makanan kaya zat besi juga sangat penting. Makanya ketika udah makan ikan dan ayam, tapi daging merahnya belum, maka saya akan menyajikan menu daging. Sekitar 2-3 kali seminggu.”
“Selain itu, sayuran seperti kangkung, brokoli dan bayam yang banyak zat besinya juga sering saya masak. Untungnya anak-anak tidak bosan kalau saya sering masak sayuran tersebut,” tambahnya.
Selain mengajak keluarga dan orang-orang terdekatnya untuk menjadi generasi bebas anemia, Mona Ratuliu juga rajin kampanye ke berbagai daerah untuk mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pola hidup sehat bebas anemia.
***
Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
Doa Mona Ratuliu untuk suami di ulang tahun pernikahan ke-16, bikin baper!