7 Hal yang Dapat Merusak Masa Depan Anak Laki-laki Anda
Masa depan anak ada di tangan Anda
Rasanya kita tak perlu lagi diajari bahwa orangtua bertanggung jawab atas kesejahteraan hidup anak-anaknya. Jika tidak, tentu kita tak akan bekerja keras setiap hari demi masa depan anak. Ya nggak sih?
Tahukah Anda bahwa pendidikan dan fasilitas ternyata bukan satu-satunya hal yang menjamin cerahnya masa depan anak laki-laki Anda? Pola asuh Anda juga sama pentingnya, bahkan lebih penting, dibandingkan kesiapan finansial Anda. Anda bisa melakukannya dengan menghindari ke-7 hal berikut ini.
1. Tidak mengajarkan cara melakukan pekerjaan rumah tangga
Sudah tak jamannya lagi membedakan antara 'pekerjaan laki-laki' dan 'pekerjaan perempuan'. Anak laki-laki sebaiknya dibiasakan mengatur tempat tidurnya sesudah ia bangun, membersihkan rumah dan mencuci piring ketika ia telah siap secara fisik (misalnya, ia sudah mampu mencapai bak cuci piring).
Mengajarkan cara mengerjakan pekerjaan rumah akan membuatnya terbiasa bekerja dan menjaga kerapian lingkungan di sekitarnya. Suatu hari pasti akan banyak gadis yang berebut menjadi kekasihnya.
2. Memukul anak
Menampar, mencubit atau memukul anak dengan rotan akan menghancurkan masa depan anak, terutama anak laki-laki. Anda telah menebar benih kekerasan dalam hatinya sejak saat Anda menampar pipinya karena ia berbuat kesalahan.
Memukul anak laki-laki sama artinya Anda menutup pintu baginya untuk tumbuh sebagai pria yang bijak dan mampu mengatasi masalah dengan kepala dingin. Seorang anak laki-laki yang sering dipukul oleh ibunya akan menyimpan dendam terhadap lawan jenis. Di masa depan anak akan tumbuh menjadi pria yang tak berperasaan dan tak bisa menghargai perempuan. Bukan tidak mungkin ia akan menjadi pelaku pelecehan atau kekerasan seksual terhadap perempuan.
3. Terlalu banyak memberikan uang saku
Ada orangtua yang berusaha menghapus rasa bersalah karena bekerja di luar rumah dengan memberikan uang saku yang berlebih kepada anak. Hal ini kurang mendidik karena membuat anak laki-laki jadi manja, suka berfoya-foya dan tidak memiliki motivasi untuk bekerja keras.
Sementara kita tahu lapangan pekerjaan saat ini semakin sedikit. Baik pria dan wanita di masa depan harus kreatif dan bersedia merintis usaha apapun dari bawah jika ingin berhasil. Kemungkinan terburuknya, saat dewasa anak laki-laki memilih jalan pintas untuk mendapatkan uang, yaitu dengan menjadi pelaku kejahatan atau koruptor.
4. Hanya menyuruhnya belajar
Bukannya saya mau 'mengecilkan' pendidikan akademis, faktanya tidak semua ilmu yang dipelajari di sekolah dapat membantu anak mencari pemecahan atas masalah yang dihadapinya di kehidupan bermasyarakat. Anak laki-laki perlu memiliki ketrampilan lain yang bisa membuat dirinya merasa berarti dan bangga dengan dirinya. Ini semua tak lepas dari karakter anak laki-laki yang memiliki ego lebih tinggi daripada anak perempuan.
Dukunglah anak laki-laki Anda bergabung dengan organisasi Karang Taruna atau Pramuka, mengikuti lomba olahraga, ngeband, ngedance, dll. Ketrampilan bersosialisasi sangat penting bagi masa depan anak dan ini tidak diajarkan di sekolah.
5. Melarangnya menangis
Menganggap air mata sebagai pertanda kelemahan adalah salah besar, apalagi menertawakan anak laki-laki yang menangis.
Seseorang menangis untuk melampiaskan isi hatinya, entah itu kesal atau sedih. Gelombang isi hati itu ia lampiaskan pada dirinya sendiri, itulah sebab mengapa seorang anak menangis. Anak laki-laki yang sering menangis juga pertanda ia memiliki perasaan yang peka. Selamatkan dirinya dari bullying dengan melibatkan anak dalam kegiatan kesenian, agar ia memiliki tempat mengekspresikan isi hatinya.
6. Tidak mengajarkan sopan santun
Suatu hari saat saya, ibu dan anak-anak pergi ke luar kota naik kereta api, seorang remaja laki-laki tanggung menerobos antrian dan mendorong ibu saya. Melihat sikapnya kami berkata, "Hmm .. kurang ajar banget. Siapa sih orangtuanya?"
Masa depan anak laki-laki yang tak tahu sopan santun akan hancur karena ia tidak akan disukai oleh orang-orang di sekitarnya. Ia bisa saja terlibat kesulitan akibat tindak-tanduknya ketika ia berada di suatu tempat yang jauh dari rumah. Selain itu, Anda pun akan dibuat malu karena menjadi orangtuanya.
7. Berbohong
Ada pepatah Jawa yang mengatakan ajining diri ono ing lathi, yang berarti nilai seseorang tergantung dari kebenaran ucapannya. Apakah yang bisa dibanggakan seorang pria selain kejujuran kata-katanya?
Memang ada kalanya kita terpaksa berbohong demi kebaikan, akan tetapi kita tak boleh terus-terusan melakukannya. Katakanlah yang sebenarnya jika anak sudah siap mendengarnya. Jika tidak, mungkin saja ia akan mendengar kebenaran dari orang lain dan mencoba ikut-ikutan berbohong.
Parents, semoga kita terhindar dari melakukan hal-hal buruk di atas yang dapat merusak masa depan anak laki-laki kita.