Bunda, kenali 4 tanda depresi paska melahirkan atau postpartum depression ini

undefined

Depresi paska melahirkan sering tidak disadari oleh orang di sekitar ibu. Jika tak segera ditangani, depresi ini bisa berbahaya untuk ibu dan bayi.

Depresi paska melahirkan atau postpartum depression adalah hal yang biasa terjadi pada seorang ibu. Sayangnya, tak semua orang dapat memahami kesulitan seorang ibu dalam menghadapi depresi ini. Padahal, risiko dari depresi paska melahirkan dapat dihindari dengan cara menyadari gejala depresi oleh orang terdekat.

Apa itu depresi paska melahirkan atau postpartum depression?

Depresi paska melahirkan 1

Kelahiran bayi dapat memicu berbagai emosi yang kuat, mulai dari kegembiraan, kebahagiaan, kecemasan, hingga ketakutan. Semua hal itu bisa menghasilkan sesuatu yang mungkin tidak diharapkan, seperti depresi.

Beberapa ibu mengalami baby blues setelah melahirkan. Gejalanya berupa perubahan suasan hati yang tiba-tiba, menangis, cemas, hingga sulit tidur.

Baby blues biasanya terjadi dalam dua hingga tiga hari pertama setelah mereka melahirkan. Kondisi ini umumnya akan berlangsung hingga dua minggu ke depannya.

Namun beberapa ibu lainnya mengalami bentuk depresi yang lebih parah dan lebih lama. Hal ini disebut dengan depresi pasca melahirkan atau postpartum depression.

Perlu diketahui bahwa depresi ini tidak hanya dialami oleh seorang ibu, tetapi juga bisa dialami oleh seorang ayah. Sebab mereka mungkin merasa sedih, lelah, kewalahan, dan mengalami perubahan pola makan maupun tidur.

Gejala depresi pasca melahirkan yang dialami oleh seorang ibu dan ayah umumnya hampir sama.

Artikel terkait: Depresi pasca persalinan berbeda dengan baby blues, kenali perbedaannya di sini!

Gejala depresi paska melahirkan

Ada 4 gejala depresi pasca melahirkan yang harus Anda waspadai:

1. Rasa gelisah yang berlebih dan kecemasan

Depresi paska melahirkan 2

Ketakutan tidak rasional yang terus menerus ada atau semakin bertambah parah seiring dengan waktu bisa menjadi salah satu gejala depresi paska melahirkan. Merasakan kekhawatiran berlebih bahwa akan ada sesuatu yang membahayakan bagi bayi, seperti tidak ingin memandikan bayi karena takut bayi tenggelam, adalah salah satu contohnya.

2. Menjadi penyendiri

Gejala selanjutnya adalah jika seorang ibu secara terus menerus menutup diri atau menjadi kurang terbuka dan kurang berkomunikasi daripada biasanya. Ketika seorang ibu mulai tdak berkomunikasi dan berinteraksi seperti sebelumnya, sangat penting bagi orang terdekat untuk mulai memberikan perhatian.

3. Amarah

Depresi paska melahirkan 3

Beberapa ibu yang menderita depresi paska melahirkan akan mengeluarkan perasaan marah terpendamnya yang bahkan juga mengejutkan mereka sendiri. Hal ini akan membuat para ibu tampak terus menerus merasa jengkel.

Lihatlah tanda-tanda agresi yang dilakukan seorang ibu sebagai salah satu tanda gejala ini. Kadang, rasa marah tersebut ditujukan pada diri sendiri yang merasa tidak becus sebagai ibu, kadang juga kemarahan tersebut diarahkan pada orang sekitar seperti mertua, suami, bahkan bayi.

4. Perubahan pola makan dan pola tidur

Perubahan kebiasaan adalah sesuatu yang perlu diperhatikan. Jika seorang ibu berubah jadi banyak makan atau tidak makan sama sekali, itu adalah salah satu contoh perubahan kebiasaan yang perlu diperhatikan.

Perubahan kebiasaan lainnya adalah tidak bisa tidur walaupun sudah kelelahan. Rasa lelah yang terus menerus dan pola makan yang tidak seimbang akan membuat mood menjadi lebih buruk.

Jika terdapat gejala-gejala di atas, sebaiknya ajaklah mereka untuk berbicara dan dengarkan apa yang mereka rasakan dan mereka butuhkan. Beri perhatian juga terhadap ibu yang baru melahirkan dan pengertian bahwa apa yang mereka rasakan juga dirasakan para ibu lainnya, sehingga mereka bisa merasa lebih baik.

Akan tetapi, tidak jarang juga seorang ibu dengan depresi paska melahirkan menolak untuk ditolong. Ketika hal ini terjadi, jangan menyerah. Diskusikan hal tersebut dengan anggota keluarga lain.

Ajak ibu yang alami depresi paska melahirkan untuk olahraga, tidur yang cukup dengan asupan makanan yang sehat, dan konseling pada psikolog maupun psikiater jika diperlukan. Beberapa obat anti depresant yang diresepkan oleh dokter masih aman untuk ibu yang menyusui.

Depresi paska melahirkan yang tak tertangani akan mengarah pada postpartum psychosis, yaitu depresi yang sangat parah hingga membuat ibu dan anak dalam bahaya. Maka, segera minta bantuan dari para ahli seperti dokter anak dan dokter kandungan jika tahapan yang dilalui sudah mengarah pada bahaya.

Depresi pasca melahirkan bisa menetap dalam tubuh ibu selama satu tahun setelah kelahiran bayi. Namun beberapa justru mengalaminya lebih lama.

***

Semoga informasi ini dapat membantu Anda.

Referensi: Today, Web MD, Mayo Clinic

Baca juga:

Diduga Depresi, Seorang Ibu Mutilasi Bayi-nya Sendiri

 

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.