10 Hal Yang Sebaiknya Tidak Anda Katakan Pada Ibu Mertua
Penyebab peperangan abadi antara menantu dan ibu mertua
Ibu dari suami/istri seharusnya juga dapat menjadi ibu bagi Anda sendiri. Namun mengapa kisah perselisihan antara menantu dan ibu mertuanya terus terjadi? Jangan-jangan penyebabnya adalah diri Anda sendiri!
1. "Saya tak meminta pendapat Ibu."
Anda merasa terganggu ketika ibu mertua Anda mencoba melibatkan diri dalam masalah yang Anda hadapi dan Anda kurang setuju dengan saran-saran yang diberikannya.
Menjadi jujur memang baik, tapi mengatakan hal semacam ini tentu akan membuat ibu mertua Anda tersinggung. Anggaplah saran ibu mertua Anda sebagai sebuah bentuk kepedulian dan rasa sayangnya pada Anda.
Pikirkanlah sebuah alasan yang tepat ketika suatu saat ibu mertua bertanya mengapa Anda tak melakukan hal yang telah ia sarankan (dan berdoalah semoga ibu mertua Anda telah melupakannya!).
2. "Ibu tidak bisa mendidik anak Ibu."
Menyalahkan ibu mertua atas tindakan suami/istri yang membuat Anda kesal adalah perbuatan tidak adil. Ibu mertua Anda telah berjuang keras membesarkan anak-anak mereka. Anda pun harus siap menerima konsekuensi dari pilihan Anda.
Jangan sekali-kali melibatkan orang tua maupun mertua dalam pertengkaran Anda dan pasangan, karena sudah pasti mereka akan membela anaknya masing-masing. Hal ini akan membuat masalah berbuntut panjang.
3. "Saya tak percaya Ibu memilihnya."
Bukan ide bagus untuk membicarakan masalah agama dan politik dengan keluarga, apalagi dengan ibu mertua.
Ini karena para orang tua kita dibesarkan dengan norma dan nilai di mana posisi orang tua tetap harus dihormati meski kita berbeda pendapat dengannya.
Cobalah mengganti topik pembicaraan ketika ibu mertua Anda mulai membicarakan tokoh politik pujaannya.
4. "Acara Hari Raya di keluarga kami lebih seru."
Mengatakan ini sama artinya Anda tidak menunjukkan rasa hormat maupun rasa memiliki terhadap keluarga suami/istri. Jangan pernah membanding-bandingkan keluarga Anda dan suami/istri, karena semua keluarga memiliki karakter dan tradisinya sendiri.
5. "Maaf, kami sibuk, jadi kami tidak bisa datang ke rumah Ibu."
Meski pada kenyataannya Anda dan suami/istri benar-benar sibuk, mengatakan hal semacam ini akan membuat ibu mertua Anda merasa kehadirannya tak dibutuhkan lagi.
6. "Tolong Ibu katakan pada anak Ibu agar ia ..."
Tunggu dulu, jika 'Ibu' di sini adalah ibu mertua Anda, lalu siapakah anaknya? Pasti suami/istri Anda 'kan?
Meski Anda yakin ibu mertua Anda dapat menjadi penengah dalam pertengkaran antara Anda dan suami/istri, jangan gunakan kata-kata 'anak Ibu' untuk menyebut suami/istri Anda. Menggunakan kata-kata itu seakan Anda sudah menyerah menjadi pasangan suami/istri Anda dan masalah yang Anda hadapi sangat pelik.
Lebih baik bicaralah seperti biasa seolah-olah Anda dan suami/istri baik-baik saja. Lalu mintalah pendapatnya mengenai masalah yang sedang Anda hadapi.
7. "Akan lebih baik jika anak Ibu yang mengatakannya."
Meskipun yang Anda maksudkan di sini adalah sebuah berita bagus/ gembira, menyebut suami/istri Anda dengan sebutan 'anak Ibu' kedengaran kasar dan tidak sopan. Seolah-olah Anda sedang tidak menikah dengan orang itu.
8. "Ibu tidak boleh menemui anak-anak lagi."
Anda dan ibu mertua mungkin kurang cocok dalam banyak hal. Namun memisahkan anak-anak dari nenek mereka adalah sesuatu yang tidak adil dan kejam.
Mengatakan hal ini bukan hanya akan memperparah pertikaian, tapi juga memecah belah kerukunan keluarga. Anda tidak mau 'kan dicap sebagai Si Sirik yang jahat?
9. "Saya tidak bisa makan makanan ini."
Keahlian memasak adalah kebanggaan kaum ibu. Anda akan melukai harga diri mereka dengan mengatakan kalimat ini.
Hindarilah perang Bharatayudha dengan ibu mertua Anda. Katakan sesuatu yang membuat mereka merasa lega karena tahu Anda menyukai masakan mereka (meski terpaksa!)
10. "Mengapa Ibu membiarkan anak-anak melakukan itu?"
Adalah suatu hal yang wajar jika nenek atau kakek memanjakan cucu-cucu mereka. Misalnya, membolehkan mereka makan permen menjelang waktu tidur atau membiarkan anak menonton televisi sampai berjam-jam.
Daripada marah pada ibu mertua yang sedang berusaha menunjukkan cinta kasihnya pada cucunya, lebih baik tanamkan pengertian pada anak. Katakan bahwa mereka hanya boleh melakukan hal-hal semacam itu di saat-saat tertentu.